Kamis, 11 Desember 2008

Sejarah Sepak Bolla

Sepakbola merupakan olahraga yang dikenal sejak ribuah tahun yang lalu. Bukti ilmiah yang bisa didapat adalah adanya permainan semacam sepak bola di negeri Cina. Kala itu, dinasti Han melatih tentara menggunakan "tsuchu" untuk latihan fisiknya : yaitu latihan menendang bola kulit memasukan ke dalam jaring kecil yang diikatkan pada batang-batang bambu panjang. Pemain membidikan bola ke dalam jaring kecil menggunakan kaki, dada, punggung, serta bahu sambil berusaha menahan serangan dari lawan. Di Jepang dikenal pula permainan semacam "tsu-chu" sekitar 500 - 600 tahun kemudian, meskipun tidak kompetitif seperti di Cina. Di Yunani juga mengenal olahraga pra sepak bola yang bernama "episkyros", juga di Romawi orang mengenal permainan "harpastum" yaitu permainan dengan bola berukuran kecil. Pemainnya dibagi dalam dua kelompok yang saling berhadapan di dalam lapangan berbentuk segi empat yang dibatasi oleh garis serta terdapat garis tengah. Tujuannya adalah menggiring bola hingga melewati garis batas lawan, dengan langkah dan terkadang melakukannya dengan segala tipu muslihat.

Ada dugaan bahwa orang-orang Romawi membawa permainan itu ke Inggris. Tapi masih disangsikan apakah Harpastum merupakan pendahulu sepakb bola yang sekarang dikenal ini, sebab penduduk Celtic di Cronwall sudah mengenal permainan yang serupa yang disebut "hurling". Waktu itu jelas belum ada peraturan yang baku. Orang boleh main tanpa jumlah yang pasti dan tidak saja kaki tetapi tanganpun boleh main. Boleh menendang tulang kering serta membawa lari bola.

Banyak teori tentang siap yang mula-mula melaksanakan permainan sepak bola ini. Tetapi yang pasti, Inggrislah yang mulai menyempurnakan sehingga perkembangannya halus seperti sekarang ini. Prakarsanya di mulai pada tahun 1963, ketika sebelas perkumpulan di London mengadakan pertemuan untuk menjernikan kekacauan dengan membuat serangkaian peraturan fundamental untuk mengatur pertandingan-pertandingan selanjutnya. Dan pada tanggal 26 Oktober lahirlah Football Association yang pertama. Buntut dari pertemuan itu adalah keluarnya kelompok Rugby dalam rapat karena menolak peraturan yang melarang penginjakan, penendangan tulang kering dan melarikan/membawa bola. Akhirnya pada tanggal 8 Desember 1863, Rugby resmi mengurdurkan diri dan keduanya berjalan sendiri-sendiri.

Kesempurnaan bermain bolan makin mendekati terutama setelah enam tahun Football Association berjalan. Adanya klausul yang melarang setiap pemegangan bolan (bukan hanya melarikan). Dan delapan tahun kemudian anggotanya sudah berjumlah 50 perkumpulan. Dan kompetisi sepak bola yang pertama dimulai di negara Inggris. Pertumbuhan sepak bola melaju terus di seantero jagat. Bahkan tahun 1879 sudah mengenal langkah-langkah sepakbola profesional di Darwin, yaitu dua pemainnya John Love dan Fergus Suter dilaporkan sebagai orang-orang pertama yang menerima bayaran dari bakatnya bermain sepakbola.

Setelah Football Association, segera menyulus di Nederland, the Scottisch FA (1873), The TA of Wales (1875), dan The Irish FA di Belfast, Selandia Baru (1891), Argentina (1893), Chili (1895), Swiss dan Belgia (1895) Italia (1898), Jerman dan Uruguay (1900), Hongaria (1901), dan Finlandia pada tahun 1907.

Pada tahun 1907, berdirilah Federasi sepakbola dunia (FIFA) di Paris. Pelopornya adalah Perancis, Denmark, Nederland, Spanyol, Swedia dan Swiss. Dari tujuh anggota berkembang menjadi 36 pada tahun 1925 dan setelah diselingi Perang Dunia II, perebutan Piala Dunia II sudah diikuti oleh 73 anggota. Dan pada saat ini FIFA mempunyai anggota sebanyak 146.300.000 klub. Diantara sekian banyak klub, 200.000 di antaranya berada di Eropa dengan sekitar 680.000 tim dan 22 juta pemain yang aktif.

Lahirnya PSSI

Sebelum PSSI lahir, di Indonesia sudah ada perkumpulan-perkumpulan sepakbola adan yang diorganisasi dengan baik pada tahun 1902 atas prakarsa seorang pedagang yang bernama H.M. Djen di Surabaya. Di Jakarta juga terdapat organisasi bernama VIJ, di solo VVB, di Bandung BIVB, di Yogyakarta PSM, di Madiun MVB, dan lain-lainnya. Selanjutnya berdiri Jawa Voetbal Bond (JVB) di Solo dan Indonesisch Voetball Bond (IVB) berdiri di Surabaya.

Pada tanggal 19 April 1930, diadakan pertemuan yang diikuti oleh : Seokadi (Jakarta), Mr. Syamsuddin (Bandung), M. Wijardjo (Magelang), M. Dharsono (Madiun), M. Pamoedji (Surabaya), Soeronto, Soedaryo Tjorosisworo dan Sutarman (Surakarta), H. A. Hamid, Daslam dan Amir Notopranoto (Yogyakarta), disamping Ir. Suratin, Soetjitro dari Yogyakarta dan E. A. Mangindaan seorang siswa HKS dari Magelang.

Setelah melalui perbagai pertemuan akhirnya disepakati berdirinya organisasi induk yang diberi nama Persatuan Sepak Raga Seluruh Indonesia (PSSI) pada tahun 1931 dan berkedudukan di Mataram. Dan sejak Konggres PSSI ke XII kedudukan Pengurus Besar dipindahkan ke Jakarta.

Ir. Soeratin menjabat Ketua Umum sampai tahun 1940, kemudian digantikan oleh dr. artono Martosoewignyo (1941 - 1949), Maladi (1950 - 1959), Abdul Wahab Djojohadikusumo (1959 - 1964), Kosasih Poerwanegara (1967 - 1974), H. Bardosono (1974 - 1977), Moehono (pj. Ketua Umum), H. Ali Sadikin (1977 - 1981), Soepardjo Pontjowinoto (Ketua Umum), Syarnoebi Said (1982 - 1983).

Pada masa kepengurusan H. Bardosno diselenggarakan pertemuan para pembina klub-klub sepakbola untuk merintis berdirinya sepakbola profesional. T. D. Pardede, tokoh sepakbola Sumatera Utara yang sudah memulai semacam sepak bola profesional dengan menghimpun sejumlah pemain nasinoal menjadi pelopor bersama sejumlah pemilik klub lain ; seperti Benny Moelyono (Warna Agung), Charlie Pelepessy (I M), Hoetasoit (Jayakarta) dan lain-lainnya.

Tapi habisnya masa kepengurusan bardosono di Konggres Luar Biasa yang diselenggarakan di kota Semarang membuat rencana itu buyar. Kemudia Ketua Umum yang berikutnya, Ali Sadikin, mengadakan pertemuan serupa yang kemudian menghasilkan rumusan berdirinya Liga Sepak Bola Utama (Galatama) dengan kolumnis Kadir Yusuf sebagai ketuanya.

Hadirnya Galatama yagn semula diikuti delapan klub, berkembang terus dan meramaikan putaran kompetisi nasonal yang selama itu pelaksanaannya kurang teratur. Tapi hadirnya Galatama menimbulkan masalah baru, bahkan perserikatan menganggap kehadiran Galatama sebagai hal yang tidak menyenangkan, yang terlalu dimanjakan. Hal ini berlainan seperti yang diharapkan oleh PSSI, dimana bertujuan meningkatkan prestasi dengan memperbanyak jumlah pertandingan yang diselenggarakan.

Dalam KLB PSSI dan Kongres PSSI ke-28, Galatama menjadi anggota penuh PSSI dan kedudukan setiap klub sama dengan perserikatan. Namun otonominya yang di anggap berlebihan sudah terhapus dengan adanya kedudukan Ketua Liga dalam Pengurus Harian PSSI.

Peraturan Permainan

Dalam sepak bola modern sekarang ini peraturan-peraturan sepak bola ditentukan waktunya, yaitu 2 x 45 menit, dipimpin seorang wasit yang dibantu oleh seorang inspektur pertandingan.

Jumlah pemain sebanyak sebelas orang, masing-masing regu harus memakai seragam yang berbeda dan penjaga gawang harus mengenakan seranm yang berbeda warnanya dengan seragam yang kenakan oleh wasit hakim garis.

Untuk penggantian pemain dapat dilakukan dalam setiap pertandingan asal peserta invitasi sudah sepakat terhadap jumlah pergantian dan jumlah itu tidak boleh lebih dari lima orang. Sedangkan untuk pertandingan kompetisi tidak boleh lebih dari dua orang. Pemain boleh berganti dengan penjaga gawang asalkan sudah memberitahukan wasit sebelumnya dan dilakukan pada saat permainan sedang berhenti.

Ketentuan dalam melakukan pergantian pemain adalah memberitahu wasit dan pemain pengganti belum boleh memasuki lapangan sebelum pemain yang digantikan meninggalkan lapangan serta sebelum diberi isyarat dari wasit. Dan pemain yang sudah diganti tidak diperbolehkan memasuki lapangan lagi. Jika pemain pengganti memasuki lapangan tanpa seizin wasit maka permainan harus dihentikan dan pengganti itu diperingkatkan dan dikeluarkan dari arena permainan. Permainan dilanjutkan seperti pada saat diberhentikannya.

Perlengkapan Pemain

Seorang pemain tidak diperkenankan memakai sesuatu yang membahayakan pemain lainnya. Untuk perlengkapan kaki (sepatu) harus sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan dalam peraturan. Gambir-gambir berdiameter (garis tengah) 2/8 inchi (10 mili meter). Jika dasar tempat duduk gambir-gambir berbentuk sekrup maka harus merupakan bagian dari gambir-gambir, tidak diperkenankan menggunakan gambir-gambir yang menggunakan "draad" di dalamnya yang dapat disekrupkan pada dasar sekrup, dipasang dengan paku atau lainnya.

Lapangan permainan berbentuk empat persegi panjang, dengan panjang tidak boleh lebih dari 120 meter dan tidak boleh kurang dari 90 meter, dan tidak boleh kurang dari 45 meter. Dalam pertandingan internasional panjang lapangan tidak boleh lebih dari 110 meter dan tidak boleh kurang dari 100 meter, sedangkan lebarnya tidak boleh lebih dari 75 meter dan tidak boleh kurang dari 64 meter. Bagaimanapun lebarnya harus lebih kecil dari panjangnya.

Lapangan harus di beri tanda batas yang jelas dengan lebar garis tidak lebih dari 12 cm dan tidak boleh berupa saluran yang berbentuk/berupa saluran V.

Garis batas yang panjang dinamakan garis samping, sedangkan garis batas yang pendek dinamakan garis gawang. Di setiap sudut lapangan harus ditempatkan suatu bendera pada tiang yang tingginya tidak boleh kurang dari 1,5 meter dan ujungnya tidak runcing. Bendera semacam itu boleh saling berhadapan dengan garis tengah pada kedua samping lapangan dengan letaknya sekurang-kurangnya 1 meter di luar garis samping. Di tengah -tengah lapangan terdapat suatu tanda berupa lingkaran dengan jari-jari 9.15 meter.

Pada masing-masing kedua ujung lapangan ditarik dua buah garis tegak lurus untuk menentukan garis tendangan gawang dengan jarang dari tiang gawang sejauh 5,5 meter. Dan panjangnya juga 5,5 meter. Kedua ujung garis itu dihubungkan oleh sebuah garis lagi yang sejajar dari garis gawang. Ruangan yang terbentuk dari garis-garis tersebut dinamakan : "daerah gawang" atau "the goal area".

Daerah tendangan hukuman

Pada masing-masing ujung lapangan permainan ditarik dua buah garis yang tegak lurus pada garis gawang. Jarak kedua garis tersebut dari tiang gawang sejauh 16,5 meter dan panjangnya juga 16,5 meter. Kedua ujung garis dihubungkan lagi dengan garis yang sejajar dengan garis gawang. Ruangan yang terbentuk dari garis-garis tersebut dinamakan "daerah tendangan hukuman" atau "the penalty area".

Dalam daerah tersebut terdapat sebuah titik yang berada di tengah-tengah mulut gawang dengan jarak 11 meter dan harus diberi tanda yang jelas. Titik itu dinamakan "titik tendangan hukuman" atau "the penalty kick area". Dengan titik tendangan hukuman sebagai pusat, dibuat lingkaran di luar daerah tendangan hukuman dengan jari-jari 9,15 meter.

Daerah sudut

Dengan bendera sudut sebagai pusat dibuat garis seperempat lingkaran dengan jari-jari 1 meter.

Gawang

Di tengah-tengah garis gawang terdapat gawang yang terdiri dari dua buah tiang yang masing-masing sama jauhnya dari titik sudut lapangan. Jarak antara kedua tiang 7,32 meter, diukur dari bagian dalam tiang gawang dan dihubungkan dengan palang menyilang yang tingginya 2,44 meter, diukur dari tanah sampai bagian bawah palang tersebut.

Lebar dan tebalnya tiang gawang tersebut tidak boleh melebihi 12 cm dan tiang gawang dan palang menyilang lebarnya harus sama.

Di belakang kedua gawang dipasang jaring yang dihubungkan dengan tiang gawang, palang menyilang dan tanah. Jaring itu harus mempunyai penahan-penahan yang cukup kuat, harus dipasang sedemikian rupa sehingga memberi tempat yang cukup kepada penjaga gawang untuk bergerak secara leluasa.

Tidak ada komentar: